Faniujangherbal.blogspot.com - Semua orang muslim, telah mengetahui bahwa menyegerakan untuk berbuka puasa saat bulan Ramadhan adalah sunnah. Istimewanya, ternyata hal ini bukan hanya baik dari sudut pandang agama, tapi juga dari segi kesehatan.
dr. Retno Wulandari seorang pakar kesehatan, menjelaskan sistem metabolisme kita berjalan seperti biasa saat kita berpuasa. Tubuh kita pun, tetap melakukan pembakaran demi menghasilkan energi. zat yang pertama kali di bakar untuk menjadi energi adalah karbohidrat, lalu lemak, dan yang terakhir protein.
Menurutnya, penggunaan protein sebagai sumber energi sebenarnya tidak sehat. Pasalnya, protein yang dipecah berasal dari otot. Hal ini akan berakibat lama-kelamaan otot pun mengecil dan lemah.
"Namun, saat puasa Ramadhan, kita hanya berpuasa selama kurang lebih 13-14 jam, tepat di waktu pergantian sumber energi dari karbohidrat ke lemak, sebagai sumber energi kedua," tuturnya Senin (13/5).
Ia mengatakan puasa ramadhan tidak menyebabkan pemecahan protein, yang bila terjadi akan membuat otot kita cenderung berkurang. Akan tetapi di sis lain, lemak dalam tubuh pun terbakar menjadi sumber energi kedua.
"Tidak terjadi pemecahan protein untuk menghasilkan energi akibat terlalu lama berpuasa," lanjutnya.
Bahkan tidak hanya itu, kita juga tidak akan mengalami dehidrasi karena rentang waktu yang pas tersebut. Dengan demikian, asupan glukosa sebagai sumber energi utama otakpun tetap terjaga.
Bagi muslim yang tinggal di Indonesia, harus sangat bersyukur karena lamanya waktu puasa yang masih bisa ditolerir oleh tubuh. Lantas, bagaimana dengan saudara-saudara kita yang tinggal di belahan bumi linnya yang harus menjalankan kewajiban puasa lebih dari 20 jam?
Hal yang pasti, Allah tidak menghendaki kesusahan bagi hamba-Nya. Selamat menunaikan ibadah puasa dengan penuh syukur.
Semoga informasi di atas bermanfaat.
No comments:
Post a Comment